DARI PAKKAT KE SINGAPORE

Catatan Pengalaman dan Perjalanan Lamria Situmorang, Pakkat.

Posted on Tuesday, 30 Dec 2008

http://hkbps.com

lamria-situmorang1

Mula mula kami mempersiapkan diri untuk pergi ke Kantor Bapak Bupati. Kami berkumpul disitu baru Bapak Bupati mengasih sepatah 2 kata, lalu diberangkatkan dengan diiringi oleh doa. Sesudah itu kami pergi ke Pematang Siantar untuk mengambil Pasport. Lalu ada satu orang pasportnya tidak selesai dan kamipun sabar untuk menunggu sampai jam 11.00.

Baru kami pergi ke Medan untuk menjumpai Bapak (Pdt) Tinjak (maksudnya Sitinjak). Besoknya kami berangkat ke Polonia dan disana kami menaiki kapal terbang. Saya takut karena saya tidak pernah menginjak kapal, walaupun begitu saya tidak lupa berdoa, saya serahkan diri kepada Tuhan. Baru kami sampai di Batam, dari Batam kami naiki lagi kapal laut (ferry), saya takut lagi, karena di kapal laut pikirku, “Aduh, gimana nanti kalau tenggelam ya?”, tapi saya tidak lupa berdoa.

 

lamria-situmorang

Setelah itu kami sampai di Singapore ini dalam keadaan sehat, saya berterimakasih kepada Tuhan, karena kami bisa sampai ke tujuan kami masing masing. Kami sudah sampai di Singapur bangga karena dijemput oleh Abang-abang. Kami langsung dibawa ke rumah Pendeta Hutabarat, dijalan saya melihat kiri kanan, saya heran melihat Singapura ini saya bandingkan dengan Indonesia, aduh, jauh kali lah bedanya. Seperti yang saya lihat, jalannya bagus, rumah bertingkat-tingkat, mobil banyak, bersih tidak ada nyamuk dan lain lain. Dirumah pendeta kami langsung di suruh mandi, setelah mandi baru makan. Kami sudah siap makan, baru kami berkumpul bersama dengan abang-abang itu memperkenalkan diri masing-masing.  Sesudah itu kami dijari untuk membuka email.  Temanku semua sudah tahu membuka email, ternyata saya belum tau, saya sedih karena email aku belum ada di laptop abang-abang itu. Inilah satu yang menyakitkan perasaanku.

Besok rabu kami berjalan-jalan ke Science Centre, disana banyak permainan. Kami makan siang ternyata semua makanan yang saya makan tidak enak; adalah garamnya tidak ada, nasinya manis kali, ya semualah. Jadi, abang-abang dan kakak-kakak yang ikut mendampingi kami, tolong maafkan lah saya.

Baru kami kebaktian natal, disana saya lihat kan HKBP semua, saya katolik, maka saya terus dia, saya tidak tahu nyanyiannya, ya semuanya lah berbeda.

Baru hari kamis kami kebaktian natal. Kalau ku tahu nyanyiannya saya nyanyi, kalau tidak saya diam. Lalu kami makan, ya teruslah tidak enak saya rasa makanannya, karena manis kali. Sesudah itu kami naik Taxi River, saya pusing di taxi itu, teruslah saya pusing, apalagi di kereta api (MRT) pusing lagi, juga di Bus, apa saja saya tahan tahan lah untuk bisa kunaiki semuanya.

 

Baru hari Jumat kami pergi berjalan jalan ke Vivo City, ya enak kali lah di Vivo City. Setelah itu kami pergi ke Sentosa disana kami memandang-mandang sambil jalan-jalan, ya saya rasa enak kali. Baru kami makan malam, inilah saya rasa makanannya enak, karena (makan) ikan asin enaklah, teringat dengan yang di kampung. Inilah makanan yang enak sekali saya rasa. Yang di rumah makan kami makan semuanya tidak enak, karena makanannya manis, ada garamnya tidak ada dan lain lain. Baru kami menonton “Song of the Sea”, disana Kak Irma menjelaskan semuanya, makanya saya tahu semua, ya enaklah.

 

Baru dapatlah hari Sabtu, kami pergi ke Bandara Changi, saya sedih hari sabtu itu karena bang Irpan dan Kak Irma sudah pergi ke Medan, tidak enaklah. Saya rasa hari Sabtu itu, karena nggak semua abang-abang dan kakak-kakak mendampingi kami. Tapi walaupun pergi Kak Irma, ada Bang Edo yang saya senangi, ini baik, perhatian, dan bertanggungjawab. Walaupun pergi semua abang dan kakak selain Bang Edo, nggak apa-apa kok. Tapi ya saya, senangi adalah Bang Edo, Si Edo ini kalau saya sedih bisa menjadi tertawa-tawa saya dibikinnya. Nggak tau lagi aku kalau pulang nanti, aduh, gimanalah, nggak bisa kubalas yang baik dibikin Bang Edo ini sama kami.

Jadi Bang Edo, kalau ada kesalahan yang saya buat, maafkanlah karena kamu sabar, terus saya lihat untuk memberi perhatian sama kami semua. Semogalah panjang umur Abang dan baik-baiklah, dan segera dapat cewek baiklah, karena abang baik, maka cewek pun yang baik lah ya.  Sabarlah kamu bang Edo, kamu akan diberkati Tuhan, kan siapa yang merendahkan dirinya dan baik hati pasti akan dikasihi Tuhan.

 

Sesudah itu kami makan malam di rumah Bapak Tobing, tapi di pondoknya, nggak kulihat rumah Pak Tobing, saya sakit hati hari itu karena saya tidak mandi (berenang maksudnya). Tapi karena tidak adanya baju renang didekat pondokpun saya tidak mandi, di Sentosa pun saya tidak mandi, karena saya tidak dikasih tahu, makanya saya tidak bawa baju ganti. Tapi saya tidak menyesal lagi, karena ada temanku tenggelam sok-sok-an pergi ke yang dalam ya begitulah.

Besoknya hari minggu saya gembira karena kami disuruh menyanyi walaupun suaraku jelek, kami pergi ke depan untuk bernyanyi, sesudah kami pulang gereja kami pergi karoling (caroling) ke rumah Bapak Hombing dan yang kedua ke rumah Opung Samosir. Dirumah Opung Samosir enak kali lah, saya rasa yang makan itu ada yang seperti di kampung Ikan mas.

Ya inilah kira kira yang saya bisa buat, pengalamanku. Kalau ada kesalahan atas perbuatanku mohon di maapkanlah abang-abang kakak-kakak ya semualah pendamping kami dan yang membawa kami dalam satu minggu ini.

Nb :

·         Masalah makanan tidak enak saya rasa, karena manis manis kali dan saya pikirkan, ah mula-mulanya ini saya rasa itu.

·         Masalah minuman, toh juga saya rasa nggak enak karena keras-keras kali minumannya

·         Masalah mobil, dimobil juga tidak enak, saya pusing terus apalagi di kereta api (MRT), aduh kok pusing kali lah saya rasa, aku mau muntah terus

·         Masalah di rumah, enak lah saya rasa.

Seperti yang dituliskan dalam kertas dan diberikan kepada saya.

Singapore, 30 Des 2008

ucokgultom

Leave a comment

Blog at WordPress.com.

Up ↑